Kamu pasti sering mendapatkan informasi seputar saran, tips dan trik untuk mengajukan aplikasi kuliah di luar negeri, terutama ke Eropa.
Tapi, gimana nih dengan hal-hal yang mesti kamu hindari saat mempersiapkan dokumen?
Disadur dari ehef.id, sebuat portal informasi study ke Eropa, berikut ini tips apa saja yang mesti kamu tahu saat mempersiapkan dokumen pendaftaran.
Termasuk juga cara menghindarinya!
1. Hilangkan Mental Deadliner!
Sangat tidak mungkin mempersiapkan dokumen dalam waktu singkat.
Terlebih jika kamu adalah seorang “deadliner” yang suka banget ngerjain apapun h-1 tenggat waktu. Percayalah itu semua mustahil!
Harus juga diingat bahwa kamu butuh IELTS dengan band score IELTS paling tidak 7.0 untuk bisa tembus universitas top. Test IELTS membutuhkan persiapan yang baik, tidak bisa mendadak. Kamu harus mulai belajar IELTS jauh-jauh hari.
Jika tidak, yang ada, kamu hanya membuang-buang uang pendaftaran saja.
Intinya, kamu harus mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dari jauh hari, termasuk menghubungi guru atau dosen untuk mendapatkan surat rekomendasi. Karena itu ingatlah, tidak hanya waktu kamu saja yang dipakai, tapi juga waktu orang lain!
Cara menghindarinya:
Buat goals yang ingin kamu capai tiap minggu atau per-bulan. Bisa juga membuat timeline detail di kalender handphone dan nyalakan alarm untuk mengingatkan kamu setiap saat.
2. Menonjol itu Bukan Sombong
Poin paling besar dalam aplikasi kuliah adalah riwayat hidup kamu selama mengenyam pendidikan.
Apa saja yang sudah kamu capai?
Apakah ada relevansi dengan jurusan yang akan kamu ambil?
Atau memberikan inspirasi bagi orang banyak?
Dan, apa yang membuatmu “berbeda” dari pendaftar lain?
Perlu kamu tanamkan bahwa menonjol bukan berarti menyombongkan diri.
Banyak pendaftar yang berambisi lalu melakukan kebohongan kecil hingga besar hanya agar diterima. Padahal jika masih ada proses wawancara bisa jadi hal itu ditanyakan dan kalau kamu ketahuan berbohong bisa langsung masuk dalam daftar blacklist.
Bersikaplah rendah hati, dan juga percaya diri bahkan walaupun belum memiliki pengalaman yang banyak.
Cara menghindarinya:
Buatlah daftar kegiatan atau pengalaman yang kamu anggap kuat untuk menunjukkan potensi dan keunggulan kamu. Pilih satu atau dua saja yang sangat kamu kuasai dan pahami agar menjadi modal ketika proses interview nanti.
3. No Typos dan Grammatical Mistakes!
Hal yang paling susah dilakukan adalah menghindari typo dan kesalahan grammar.
Padahal kamu sudah cek berkali-kali, dan memastikan tidak ada satu kesalahan pun ada di dalam berkas yang kamu persiapkan. Tapi selalu ada saja yang terlewat.
Bisa jadi hal ini disebabkan karena kamu kurang beristirahat, bekerja keras siang dan malam untuk mempersiapkan esai terbaik, ditambah lagi stress dan was was soal pengumumannya nanti.
Kesalahan itu wajar, namun akan salah jika kamu tidak mencoba untuk menghindarinya!
Cara menghindarinya:
Untuk persiapan-persiapan yang bentuknya tulisan, coba minta teman dekat kamu untuk melakukan proofreading sekaligus bertugas sebagai editor tulisan kamu. Ini membantu banget karena akan semakin memaksimalkan, misalnya, esai-esai yang sudah kamu buat.
4. Salah Memilih Guru/Dosen buat Rekomendasi
Banyak yang mengira bahwa mendapatkan rekomendasi dari kepala sekolah, dekan, atau bahkan rektor akan membuat jalan kamu mulus untuk lolos di kampus Eropa.
Sebenarnya sih memang tidak ada yang salah jika meminta dari petinggi tempat kamu mengenyam pendidikan, namun jadi masalah kalau mereka tidak mengenal kamu secara dekat. Bukankah lebih baik meminta guru atau dosen yang benar-benar tahu rekam jejak dan kebiasaan kamu sehari-hari?
Lynn O’Shaughnessy, penulis dan konsultan terkait isu remaja dan perkuliahan, mengungkapkan bahwa
“the more a teacher knows and respects a student, the better the letter is likely to be.”
Jadi bukan masalah “jabatan” pemberi rekomendasi yang kamu ajukan, melainkan hubungan personal apa yang kamu miliki dengannya.
Cara menghindarinya:
Renungkan baik-baik guru/dosen yang ingin kamu minta untuk memberikan rekomendasi. Tanyakan kepada dirimu: sedekat apa kamu dengannya? Apakah dia adalah pilihan terbaik bagi kamu?
5. Melupakan Bagian Tanda Tangan, dan Pembayaran
Jangan lupa cek secara berkala apa saja yang mesti kamu lakukan ketika ingin mendaftar kuliah di Eropa.
Ada beberapa dokumen yang mesti kamu tanda tangani langsung (jadi kamu perlu scan dokumen nantinya), dan juga ada beberapa kampus atau portal pendaftaran yang meminta pembayaran.
Jangan sampai semua ini terlewatkan!
Cara menghindarinya:
Lihat timeline kalender, buat alarm pengingat, dan baca lagi detail-detail instruksi pendaftarannya sebelum dan/atau sesudah submit.
6. Lupa Cek Email Berkala
Sudah submit lalu merasa riang gembira dan malah keasikan liburan padahal ada email masuk terkait update dokumen yang sudah kamu submit tersebut.
Gara-gara itu kamu jadi melewatkan deadline. Gak banget kan?
Karena itu, penting untuk selalu cek email. Banyak portal pendaftaran atau kampus akan mengirimkan informasi penting seputar aplikasi kamu jika dianggap ada yang tidak memenuhi kriteria atau perlu tambahan berkas.
Cara menghindarinya:
Kalau kamu tipikal orang yang jarang atau malas cek email, maka buatlah alarm untuk meninggatkan kamu agar cek email setiap hari.
7. Meminta Orang Tua Mengisi Aplikasi
THIS IS A BIG NO!
Jangan pernah meminta orang tua kamu untuk mengisi aplikasi pendaftaran kuliah karena penyeleksi akan bisa menyadari yang mana hasil buah karya tangan sendiri dan orang lain.
Memang penting untuk meminta saran, terutama dari orang tua terlebih jika pernah memiliki pengalaman serupa. Kamu cukup menggali informasi saja. Jangan meminta untuk diisikan karena hanya ingin semua serba mudah.
Cara menghindarinya:
Ingatlah yang kuliah adalah kamu bukan orang tua mu. Kamu bisa tetap bertanya seputar info spesifik berkaitan dengan orang tua, namun jika masalah esai dan kecakapan diri harus dari tanganmu sendiri.
Itulah beberapa hal yang mesti dihindari ketika kamu mengajukan lamaran ke universitas impian di Eropa. Jangan gara-gara hal sepele malah kamu jadi tidak bisa meraih impian tersebut.
Sumber: EHEF.id